Entri Populer

Jumat, 10 Desember 2010

SAUNG KEBUN

Untuk pesta ulang tahun, arisan, rapat kecil, presentasi dll,
Anda bosan dengan menu2 junk food & takut dengan dampak yang ditimbulkannya ?
Bosan dengan suasana bising di mall atau ruang ber-ac ?
Rindu dengan suasana tenang, nyaman dan minim polusi ?

Kini kami siapkan tempat bersantap yang minim polusi bernuansa alami di dalam gubug2 di area kebun dengan menu2 alami yang sehat dan harga murah.


Adapun menu yang siap kami sajikan antara lain :


      -  Ayam Penyet                    -  Pepes Peda                    -  Sayur Asem
      -  Tempe Penyet                  -  Pepes Ikan Mas              -  Karedok
      -  Ayam Bakar                     -  Pepes Lele                      -  Nasi Pecel, dll.


Anda juga bisa sekaligus berkunjung ke Kubah Emas, masjid termegah di Indonesia, karena lokasi kami hanya 200 m dari Kubah Emas.


Hubungi kami segera untuk reservasi tempat :


SAUNG KEBUN
Jl. H.Muhasan I No.34A
Limo - Cinere
Depok
HP : 0813-10399038

Selasa, 16 November 2010

Di Jakarta Tidak Ada Jalan Tol Lagi

Hah...?? jalan tol tidak ada lagi ? Ya, secara fisik memang jalan tol tersebut masih ada. Hanya saja jalan yang disebut juga jalan bebas hambatan itu sudah tidak sesuai lagi dengan namanya. Bagaimana tidak, mau masuk jalan tol aja udah kudu musti wajib ngantri. Jika nyelonong melewati garis, siap-siap deh disemprit pak polisi. 


Di tempat gardu pembayaran tol pun proses transanksi terlihat tidak cepat. Ada pengemudi yang masih mencari-cari uang untuk membayar tol. Apalagi kalau uangnya pecahan ribuan atau bahkan ratusan. Belum lagi kalau ada pengemudi yang menghitung dulu uang kembaliannya. Juga banyak pengemudi yang tidak memberikan uang pas padahal dia berada di jalur khusus membayar dengan uang pas. Hal-hal sepele inilah yang ikut andil dalam memacetriakan jalan tol. Jangankan batas kecepatan atas yang 80 km/jam, batas bawah yang hanya 60 km/jam pun amat sangat tidak mungkin dicapai. Kecuali diatas pk 22:00 WIB tentunya. 


Dan begitu sudah memasuki jalan tol langsung deh kita bertemu dengan rekan-rekan senasib sepenanggungan. 
Berusaha menikmati kemacetan yang tentunya sangat tidak nikmat. Tengok kanan tengok kiri, terlihat berbagai ekspresi wajah. Sopir truk sedang mengelap keringat dengan handuk yang mungkin sudah lama tidak dicuci. Seorang penumpang di sebuah sedan mewah tengah memainkan jarinya pada keyboard laptopnya. Namun persamaan dari keduanya adalah wajah mereka terlihat tegang di tengah kemacetan jalan tol. Penumpang bus kota non AC memakai lembaran apa saja untuk mengipasi diri. Tapi untuk penumpang yang berdiri hanya bisa pasrah dalam kegerahan bus kota. Untuk bergerak saja susah apalagi untuk berkipas-kipas. Nyanyian musisi jalanan bercampur tangisan anak berpadu memenuhi telinga para penumpang itu. Tetapi ternyata ada juga yang tertidur. Wah, selamat kalau begitu.


Jalan arteri pun tak kalah padatnya, apalagi yang sudah ada jalur busway-nya. Kendaraan hampir-hampir tidak bergerak bak tempat parkir saja. Beberapa pengemudi terlihat lebih tegang wajahnya, mungkin karena di kanan kiri mobilnya ada motor-motor yang nyelap-nyelip. Maklum sedan mewah, sampai lecet dikit, kena omelan bos plus potong gaji deh.


Masih banyak lagi penyebab dan imbas dari kemacetan di jalan tol dan jalan bukan tol di Jakarta. Kedisiplinan pengguna jalan tol dan bukan tol yang masih kurang, pengelola beberapa ruas tol  yang belum maksimal dalam pelayanan hanyalah sebagian kecil saja.Kemacetan jalan bagaikan benang yang diikat kuat pada beberapa tiang. Alhasil jika ditarik di salah satu sisi maka akan berimbas pada sisi-sisi yang lain. Begitu pula dengan kondisi jalan di Jakarta. 


Namun itu semua adalah permasalahan yang harus dicari solusinya. Peran aktif masyarakat pengguna jalan sangat diharapkan. Tentunya dimulai dengan meningkatkan rasa disiplin dan tertib diri sendiri dulu. Kebanyakan dari kita hanya mengeluh tentang macet tapi tidak sadar bahwa dirinya juga menjadi bagian dari penyebab macet. Contohnya ya itu tadi : masuk jalur khusus uang pas tapi membayarnya tidak pakai uang pas, menjalankan kendaraan sambil ber-handphone ria, menjalankan kendaraan di jalur cepat dengan kecepatan rendah dan lain-lain.


Jadi, jalan tol di Jakarta masih ada tidak ?      Entahlah....


Tulisan ini hanyalah sekedar pemikiran saja, bukan bermaksud menggurui siapa pun karena saya memang bukan seorang guru. 


Lalu maksud tulisan ini apa ? Ya, boleh dibilang untuk melancarkan jari-jari saat mengetik aja...


                          --- Kritik bisa  membuat kita menjadi seseorang yang berharga ,
                                   Pujian bisa membuat kita menjadi seseorang yang tercela. ---